Pertamina, Perusahaan Panas Bumi (Geothermal) Terbesar di Indonesia
Senang sekali saya mendapat kesempatan langka yakni mengunjungi salah satu pusat Geothermal dunia yakni Pertamina Geothermal Energi di Kamojang melalui acara Jelajah Green Industry yang diadakan oleh komunitas WEGI. Kami berangkat dari gedung pusat Pertamina di Medan Merdeka, Jakarta. Di awali dengan sarapan pagi bersama direktur Pertamina, Dwi Soedjipto dan diskusi santai tentang perkembangan Pertamina khususnya salah satu unit bisnis Pertamina yakni Pertamina Geothermal Energi (PGE).
Pertamina sedang agresif mengembangkan sektor hulu termasuk akuisisi perusahaan di luar negeri yang semata-mata bukan sekedar langkah korporasi dimana sebagin besar perusahaan dunia menahan diri untuk tidak melakukan ekspansi; hal ini tak lain tak bukan karena saat ini biaya ekspansi dan explorasi yang besar sementara harga minyak dunia rendah. Pertamina memiliki kewajiban untuk menciptakan ketahanan energi Indonesia.Seperti kita tahu, Indonesia belum membangun cadangan minyak sejak tahun 1982, baru pada tahun 2016 atau setelah 34 tahun tidak membangun kilang Pertamina mulai membangun kilang baru dan melakukan upgrading kilang minyak lama. Dengan pembangunan kilang baru ini maka kapasitas yang semula 800 ribuan barel/hari menjadi 2,0 juta barel/hari. Diperkirakan Indonesia akan swasembada BBM di tahun 2025.
Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi panas bumi yang sangat besar yakni mencapai 29.000 MW atau setara 40% cadangan panas bumi dunia. Sayangnya hingga saat ini yang dimanfaatkan baru diangka kurang dari 2.000 MW, padahal panas bumi merupakan energi yang ramah lingkungan. Sangat berbeda dengan penggunaan batubara untuk proyek listrik 35.000 MW yang akan menghasilkan emisi CO2 sebesar 193,8 juta ton/tahun.
Menurut Dwi Soedjipto, eksplorasi geothermal Pertamina terus meningkat dan ditargetkan tahun 2025 akan mencapai 2.267 MW dan akan naik rata-rata 17% per tahun. Pertamina terus mendorong Indonesia memiliki kemandirian energi, dengan kemandirian energi maka akan mendrive kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi.
Pertamina memiliki daya saing terhadap krisi yang lebih baik dibandingkan perusahaan dunia lainnya seperti Shell, Exxon Mobil dan Petronas. Saat minyak turun tahun 2015, rata-rata mengalami penurunan 30-80%, namun pertamina tetap bertahan hanya turun 2%.
Pertamina Geothermal Energy Kamojang
Pertamina Geothermal Energi di Kamojang merupakan salah satu andalan Pertamina. PGE pada unit operasi PLTP Kamojang yang saya kunjungi ini merupakan salah satu PLTP terbaik di Indonesia dari sisi teknologi dan pengelolaan lingkungan, bahkan meraih proper emas 5 kali berturut – turut sebagai penilaian ketaatan lingkungan tertinggi di Indonesia.
Perlu diketahui bahwa hanya 12 perusahaan yang mendapatkan proper emas dari 1.500 perusahaan besar di Indonesia. Bahkan perusahaan asing besar sekelas Newmont, Freeport tidak masuk dalam daftar peraih proper emas.
Geothermal sendiri sudah dimanfaatkan sejak lama :
- Romawi memanfaatka geothermal untuk pemanas ruangan dan untuk mandi
- Maori (New Zeland) dan Jepang mamakai gethermal untuk memasak.
- Tahun 1904, sumur uap pertama yang menghasilkan listrik pertama kali di Larderello Itali.
- Tahun 1913, untuk pertama kalinya listrik dari geothermal dipasarkan sehingga energi gethermal mulai dikenal.
- Pemanfaatan energi geothrmal secara direct use (langsung) sudah berlangsung 70 tahun di Iceland.
- Sekitar 24 negara memanfaatkan secara tidak langsung dan 72 negara memanfaatkan secara langsung.
- Indonesia menjadi negara dengan potensi paling besar mencapai 27.000 MW atau setara 40% cadangan dunia.
Geothermal System merupakan suatu sistem penghantaran panas (heat transfer) di dalam mantel atas dan kerak bumi dimana panas dipindahkan dari suatu sumber panas menuju suatu tampungan panas yang biasanya adalah permukaan bumi. Pemanfaatan sistem panas bumi sendiri secara sederhana bisa digambarkan seperti proses merebus air. Adapun komponen-komponen utama sistem panas bumi adalah : sumber panas, permeabilitas, batuan reservoir, batuan penudung dan fluida. Ada 3 jenis sistem panas bumi yakni sistem Hidrotermal : dominasi uap, dominasi air; Sistem Geopressured dan sistem Hot Dry Rock (HDR) atau Enchanced Geothermal System (EGS). Pertamina sendiri menggunakan sistem hidrotermal dalam pengolahan.
Area Existing Kamojang berada di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut, Jawa Barat. Unit I (merupakan unit yang menjadi monumen geothermal di Indonesia) pertama berdiri pada tahun 1983. Total kapasitas terpasang saat ini adalah 235 MW yang terdiri dari 3 unit, memasok uap ke power plant milik PT. Indonesia Power kapasitas 140 MW dan 2 unit Power Plant yang dioperasikan sendiri oleh PT. PGE dengan kapasitas 95 MW.
Hingga saat ini PGE telah mendapatkan 58 penghargaan skala korporasi, nasional dan internasional dari segi lingkungan, inovasi, comdev hingga sistem manajemen.
Pemberdayaan Masyarakat dan Wisata Alam
PGE Kamojang juga memiliki beragam program pemberdayaan masyarakat diantaranya pelestarian domba garut sebagai plasma nutfah terlangka di dunia. PGE juga mengadakan kompetisi domba garut sehingga berefek pada usaha penduduk dalam mengembangkan domba garut. Selain itu Pengembangan wisata kawasan Geothermal Kamojang juga terus dilakukan. Diantaranya membangun Geothermal Information Center pada tahun 2015 sebagai pusat studi panas bumi pertama di Indonesia,
Selain itu pengembangan kawasan wisata juga terus dilakukan diantaranya Kawah Kamojang, wisata agro : budidaya jamur, budidaya anggrek, budidaya kihujan, proses pengeringan kopi,
Pusat Konservasi Elang Jawa
Pertamina juga membangun Pusat Konservasi Elang Jawa berstandar internasional. Di pusat konservasi ini dilakukan penyelamatan elang dari perburuan dan perdagangan serta pemeliharaan illegal. Disini juga menjadi tempat untuk memulihkan kesehatan dan perilaku elang. Setelah dilakukan pemulihan maka elang tersebut akan kembali di lepaskan ke alam.
Disini ada beberapa kandang yang disiapkan pengelola diantaranya kandang Karantina, kandang Isolali, kandang, kandang display edukasi, kandang Observasi, Kandang Rehabilitasi, kandang Sosialisasi, kandang penangkaran, kandang pelaihan terbang dan kandang habituasi. Masing – masing kandang memiliki spesifikasi dan fungsi yang berbeda beda, kandang rehabilitasi misalnya : memiliki ukuran tinggi 6 m, panjang 6 meter dan lebar 12 meter. Material kandang terbuat dari jaring dimana pada bagian tertentu ditutup fiber/penghalang untuk meminimalkan interaksi/gangguan oleh aktifitas manusia atau jenis elang lain. Kandangn Rehabilitasi berfungsi untuk memulihkan perilaku elang. Kandang Rehabilitasi ini diperuntukkan bagi elang yang telah melewati masa observasi.
Jadi inget kawah nya Tangkuban Perahu.. :)) , salam silaturahim – salam #sobatwegi
Salam. Saya malah ndak sempat mampir Tangkuban Perahu 🙂
mantap
terimakasih mas bro
kalau jalan2 kesitu orang non pertamina boleh mas?
bisa. Geothermal Information Center itu justru untuk wisata edukasi
aku kira Indonesia power yang terbesar,,,
setahuku IP itu untuk ‘pengolahan’ menjadi listriknya, jadi setelah proses dari PGE
semoga bisa ikut lagi di WEGI 6 mas
sma mas. semoga bisa ketemu lagi 🙂
Dapet info baru lagi. Makasih sharing nya mas. Ngomong2 GIC itu bisa didatengin bebas mas? Atau pake syarat apa gitu kah?
bisa mbak. tapi kayaknya ada syarat berombongan, khususnya untuk area theather.
Seru sekali acaranya. Terima kasih sudah sharing jadi tambah pengetahuan soal PGE Kamojang
Siap. Terimakasih kunjungannya Mb Aida