Candi Ijo, Spot Sunset Terindah di Jogja
Candi ijo merupakan satu dari sekian candi yang lokasinya masih berdekatan dengan candi Prambanan dan candi Ratu Boko. Lokasi Candi Ijo juga berdekatan dengan bukit Breksi. Candi ini merupakan candi tertinggi di kawasan Jogja dan Klaten, berada di ketinggian 375 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Secara administratif candi Ijo terletak di Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.
Waktu yang paling tepat menikmati candi ini adalah saat sore hari. Dari candi ini anda bisa menyaksikan sunset yang indah, kerlap kerlip lampu kota Jogja serta lampu runway landasan pacu Adi Sucipto Jogja.
Asal Muasal Candi Ijo
Kenapa disebut dengan candi Ijo? Disebut Candi Ijo karena candi yang dibangun sekitar abad ke-9 itu dibangun di sebuah bukit yang dikenal Bukit Hijau/gumuk Ijo. Adapun penyebutan nama desa Ijo pertama kalinya disebut di dalam Prasasti Poh yang berasal dari tahun 906 Masehi. Nah, dalam prasati tersebut ditulis tentang seorang hadirin upacara yang berasal dari desa Wuang Hijo ” … anak wanua i wuang hijo”. Jika benar demikian maka nama Ijo setidaknya telah berumur 1110 tahun hingga tahun 2016 lalu.
Secara keseluruhan, kompleks candi merupakan teras-teras berundak. Bangunan candi dimulai dari sisi barat, dengan kompleks utama ada di ujung timur. Di bagian barat masih terlihat beberapa bekas candi yang masih dalam tahap ekskavasi. Kompleks candi Ijo merupakan kompleks percandian yang berteras-teras yang semakin meninggi ke belakang yakni sisi timur dengan bagian belakang sebagai pusat percandian. Pola semacam ini berbeda dengan pola percandian yang berada di dataran Prambanan. Kebanyakan adalah memusat di tengah, misalnya candi Prambanan dan candi Sewu. Hal ini didasari penataan ruangan yang bersifat kosmis. Pola yang semakin meninggi ke belakang adalah suatu keunikan karena pola seperti ini biasa dijumpai pada candi-candi dari masa Jawa Timur.
Teras pertama merupakan teras berundak yang membujur dari barat ke timur. Sedangkan bangunan pada teras teratas berupa pagar keliling dan delapan buah lingga patok. Di teras terakhir ini pula candi utama berdiri lengkap dengan tiga candi perwara.
Dalam tubuh candi induk ini terdapat sebuah ruangan. Di tengah dinding bagian dalam sisi utara, timur dan selatan masing-masing terdapat sebuah relung. Setiap relung diapit oleh pahatan pada dinding yang menggambarkan sepasang apsara yang terkesan terbang menuju ke arah relung. Tepat di tengah ruangan terdapat lingga dan yoni yang disangga oleh figur ular sendok. Makhluk yang berasal dari mitos Hindu ini melambangkan penyangga bumi. Penyatuan lingga dan yoni melambangkan kesatuan antara Syiwa dan Parwati shaktinya.
Atap candi bertingkat-tingkat tiga undakan, terbentuk dari susunan segi empat yang makin ke atas makin mengecil. Di setiap sisi terdapat deretan tiga ratna di masing-masing tingkat. Sebuah ratna berukuran lebih besar terdapat di puncak atap. Sepanjang batas antara atap dan dinding tubuh candi dihiasi dengan deretan pahatan dengan pola berselang-seling antara sulur-suluran dan gana (makhluk kerdil). Sepanjang tepi atap dihiasi dengan deretan antefiks dengan bingkai sulur-suluran. Dalam masing-masing bingkai terdapat arca setengah badan yang menggambarkan dewa dalam berbagai posisi tangan.
HTM dan Akses Menuju Lokasi
Untuk sampai kesana dari pertigaan lampu merah Prambanan arahkan kendaraan anda ke arah Jl. Piyungan menuju bukit bintang/Ratu Boko, kemudian belok ke timur (lihat plang penanda). Lokasinya sendiri sekitar 4 km dari candi Ratu Boko. Karena lokasinya yang berada diperbukitan, jangan lupa siapkan kendaraan anda sebaik mungkin.
HTM Candi Ijo saat ini Rp. 5.000,- , dulu saat pertama kesana belum ada HTM alias masih gratis. Kawasan candi Ijo dibuka mulai pukul 16.00-17.00 WIB. Tapi karena yang diburu pengunjung adalah sunset biasanya pengelola masih memberi toleransi beberapa menit sebelum tutup untuk memberikan kesempatan pengunjung mengabadikan sunset.
Petugas parkir candi Ijo juga terkenal cekatan. Saat saya kesana saya membawa barang yang cukup berat (komputer), awalnya bingung mau dibawa naik atau ditinggal, kalau ditinggal jangan-jangan hilang. Namun petugas parkir dengan ramah menawarkan diri untuk menitipkan saja kepada mereka. Dan akhirnya saya titipkan tanda tambahan biaya.
Oya, kalau Candi Ijo jangan lupa mampir ke tebing Breksi. Baiknya mampir Breksi dulu karena lokasinya di jalan utama menuju candi Ijo. Pemandangan dari atas tebing tak kalah menariknya dari candi Ijo dan yang jelas tebing dengan batuan kapur terlihat unik dan instagramable. Selamat berwisata ke Jogja.
Candi Ijo
Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.
HTM Rp. 5.000,-
durung pernah mrono, viewne bagus yen pas pagi & sore kelihatannya
Sore bagus banget. Kalau bawa lensa tele bisa mengabadikan runway bandara Adi Sucipto Jogja
wah keren ini …. catet dulu ahh
masuk list jalan-jalan 🙂
Aku wes tau mrono, sunset te kece tenan tapi aku ora puas kerno kakean menungso dadi ne foto ne bocor kabeh hahaha
tempat wisata kalau deket kota dijamin bakal bocor … tapi yaudah jadiin pemanis aja 🙂
Sekarang bayar ya? Beberapa kali ke sana cuma nulis buku tamu aja.
iya. terakhir kemarin sudah bayar
candinya besar apa kecil gan
kayak di foto itu mas. Areanya tidak terlalu luas tapi viewnya bagus
kayak di foto itu mas. Areanya tidak terlalu luas tapi viewnya bagus
Waduh.. Malah belum pernah enjoy sunset di sini..
Meskipun domisili Jogja.. haha