Menjemput Sunrise Lawu
Dua bulan direncanakan, dua kali diundur dan hampir gagal. Namun akhirnya kami putuskan berangkat dengan sedikit nekat dan dengan team seadanya. Ya kami memberanikan diri naik gunung untuk pertama kalinya. Dari kami bersembilan hanya 2 yang sudah pernah naik gunung.
Tujuan kami adalah puncak Hargo Dumilah, Lawu di ketinggian 3265 dpl. Kami naik lewat Cemoro Sewu, Ngawi sekitar pukul 10.00 WIB. Pos I dan II kami masih sekuat Hercules. Naik sembari bercerita, tertawa dan begitu menikmati perjalanan. Lepas dari pos II kami diam membisu. Letih oleh tanjakan yang “masyaAllah”, terasa begitu berat. Bahkan ada beberapa dari kami yang sudah menyerah, siap menyudahi petualangan sampai pos II.
Namun akhirnya semua tetap melanjutkan perjalanan setelah sang Motivator kami, mas Yuis yang juga pemilik Cosmeed memberi sindiran pedas setara level 10 (level tertinggi untuk keripik pedas Maicih).
Lewat adzan Maghrib kami sampai di camp tempat kami akan menginap. 8 jam lebih … bayang pun, kami yang jarang jalan kaki, hari ini telah mencatat rekor jalan kaki 8 jam, dengan track menanjak. Disini camp ini ada beberapa lokasi untuk mendirikan tenda, namun kami akhirnya memilih untuk menginap di dalam barak warung mbok Yem.
Pagi-pagi sehabis subuh kami bergegas menjemput sunrise, naik puncak tertinggi Lawu yang berjarak tidak begitu jauh dari warung tertinggi di Indonesia dimana kami bermalam (mbok Yem). Pemandangan di puncak Hargo Dumilah diketinggian 3265 dpl sungguh indah. Serasa berasa diatas awan (emang iya kan!).
Tempat yang dingin itu identik dengan secangkir kopi hangat. Celakanya kami tidak menyiapkan peralatan untuk merebus air. Namun kami lagi-lagi diajarkan makna brotherhood. Mas Yuis yang memang sudah berkali-kali-kali (saking seringnya … ) naik Lawu berkenalan dengan pendaki lain, ngobrol ini itu yang pada akhirnya mendapat beberapa tawaran kopi hangat, tanpa menyia-nyiakan kamipun mengiyakan dan langsung membagikan kepada teman-teman kami.
Setelah puas berfoto, menikmati sunrise kamipun turun ke camp untuk makan pagi dan berkemas. Perjalan pulang benar-benar kami manfaatkan untuk menikmati alam. Bentangan alam nan indah teramat sayang untuk dilewatkan.
Menarik sekali ya naik gunung Lawu, perjuangan sampai dipuncak lawu akan terbalas setelah ngliat pemandangan yang begitu indahnya dari atas sana.
Betul banget mas Arif
wah munggah gunung kok ora jak jak tho bos..pengen aku..kapan admin solo munggah bareng 🙂
ini ngikut temen2 komunitas bro.
Mantab mas…lanjut merapi merbabu
Atau prau jg boleh…agak ringan
Kapan?
Waah, asik nih.
Klo ke lawu, tulisan ini mesti dibaca hehe
sekedar cerita mas..siapa tahu bermanfaat…
Wah asyik ngeTrip ke gunung lawu #bloggermuncak ceritanya ini #siiip
Iyes. Pengalaman pertama nih, naik gunung beneran sampe puncak. Biasanya cuma bukit 🙂
Liputan istimewa!
he..he..terimakasih